Di sisi lain, menurut Konrath, komponen narsis seperti merasa bangga
dan mampu memimpin diri sendiri selama tidak berlebihan juga diperlukan
untuk mengurangi tingkat depresi, dan menjadikan seseorang lebih
kreatif.
Sejauh ini belum bisa ditemukan mengapa sifat narsis pada pria dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan hormon stres, sementara tidak pada
wanita.
Konrath mencoba
berspekulasi, bahwa stereotype maskulin yang biasa melekat pada pria menjadi penyebabnya. Artinya bahwa seorang pria narsis, selalu menilai apakah narsis mereka cukup maskulin, dan bagi beberapa orang hal itu berarti tanda untuk siap mendominasi atau siap bertarung sehingga lebih meningkatkan hormon stres.
Konrath mencoba
berspekulasi, bahwa stereotype maskulin yang biasa melekat pada pria menjadi penyebabnya. Artinya bahwa seorang pria narsis, selalu menilai apakah narsis mereka cukup maskulin, dan bagi beberapa orang hal itu berarti tanda untuk siap mendominasi atau siap bertarung sehingga lebih meningkatkan hormon stres.
Tidak seperti wanita yang mudah “curhat” atau menangis jika mengalami
masalah, dimana menangis bisa menjadi detoksikasi emosi yang sehat.
Maka para pria yang narsis dan selalu berusaha terlihat maskulin ini
lebih suka menyimpan emosinya sendiri. Maka wajar jika ada gejolak
hormon kortisol yang tinggi.
Artinya, silahkan anda narsis dengan dosis secukupnya.
Posting Komentar